Sabtu, 17 Desember 2011

Sebuah Kebangunan yang Menakjubkan


“Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu” (Mazmur 17:15)

                Tumbuh besar di awal tahun 1900-an, Magda adalah seorang anak yang berbahagia. Ia berhasil di sekolah, menerima penghargaan-penghargaan, baik sebagai sarjana maupun sebagai seorang atlet. Tetapi di tahun 1918, sementara bekerja sebagai seorang sekretaris, ia terjangkit penyakit tidur. Magda sembuh setelah beberapa bulan, tetapi kemudian di tahun 1923, ia mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit Parkinson dan menjadi terlantar hingga usia 45 tahun. Wanita itu menghabiskan hari-harinya di lembaga rehabilitasi, duduk di kursi roda, tanpa gerak, tanpa ekspresi, tampaknya terlupa dengan segala sesuatau yang ada di sekitarnya. Mereka yang menyediakan  layanan keperawatan menganggap dia sebagai kasus yang tak ada harapannya.
                Di bula Juni tahun 1969, dokter Oliver Sacks mulai menggunakan obat yang disebut L-DOPA kepada sedikit orang yang bertahan dari penyakit tidur. Magda perlahan-lahan bangun. Pertama-tama ia menemukan suaranya lagi, kemudian ia mulai menulis beberapa kalimat. Dalam waktu singkat, ia mampu makan sendiri dan berjalan sedikit. Dan kemudian  keseluruhan dirinya mulai tampak, yang tadinya hanya tampak kulitnya. Dokter Sacks menulis bahwa  Magda “menunjukkan seorang yang cerdas, ramah dan menyenangkan, yang selama ini hamper tersembunyi oleh penyakitnya.”
                Dengan senang Magda mengenang masa kanak-kanaknya di Vienna san mengenang kembali darmawisata sekolah dan hari-hari libur keluarga. Tatapi ia tidak tinggal di masa lalunya. Entah bagaimana wanita berani ini menemukan kekuatan untuk mengatasi kekosongan selama 45 tahun dalam hidupnya. Ia memperbarui ikatan emosinya dengan para putrinya dan menantunya. Ia menemukan cucu-cucunya, dan suka dengan kunjungan sanak keluarga yang dating melihat mujizat itu, Magda pulih kembali kepada kenyataan.
Sungguh suatu kebangunan yang menakjubkan!  Inilah pengharapan yang Allah brikan kepada kita masing-masing, bahkan sekarang juga, betapapun panjang atau dalamnya tidur kita dalam dosa.
                Aka nada kebangunan lain ketika kerajaan Allah memancar ke planet ini. Tidak seperti bangun dari penyakit tidur, kita tidak akan bangun dan tiba-tiba menemukan diri kita sendiri sudah tua. Kita akan bangun dan menemukan diri kita muda kembali, dengan tubuh baru yang diciptakan ulang seperti tubuh Kristus yang telah dibangkitkan. “Tubuh kita yang hina ini” akan diubah “sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia”  (Filipi 3:21).
                Taruhlah kehidupan anda di tangan-Nya dengan jaminan pasti bahwa jika anda mati sebelum Ia kembali, maka anda akan bangun untuk melihat kemegahan kedatangan Tuhan Yesus.  

Sumber: Renungan Harian, 16 Desember 2011, IPH Bandung.

Minggu, 10 Juli 2011

Jangan Pernah Berhenti Berbuat Baik


Dia hampir saja tidak melihat wanita tua yang berdiri di pinggir jalan itu,
tetapi dalam cahaya berkabut ia dapat melihat bahwa wanita tua itu
membutuhkan pertolongan. Lalu ia menghentikan mobil Pontiacnya di depan
mobil Mercedes wanita tua itu, lalu ia keluar dan menghampirinya.

Walaupun dengan wajah tersenyum wanita tua itu tetap merasa khawatir,
karena setelah menunggu beberapa jam tidak ada seorang pun yang menolongnya.
Apakah lelaki itu bermaksud menyakitinya?

Lelaki tersebut penampilanya tidak terlalu baik, ia kelihatan begitu
memprihatinkan. Wanita tua itu dapat merasakan kalau dirinya begitu ketakutan, berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin, sepertinya lelaki tersebut tau apa yang ia pikirkan. Lelaki itu berkata "saya kemari untuk membantu anda bu, kenapa anda tidak menunggu di dalam mobil bukankah di sana lebih hangat?
oh ..ya nama saya Bryan?" yach memang dia sudah terlalu lelah apalagi untuk wanita setua dirinya hal ini benar-benar terasa berat.

Bryan masuk kedalam kolong mobil wanita tua itu untuk memperbaiki yang
rusak Akhirnya ia selesai, tetapi dia kelihatan begitu kotor dan lelah,
wanita tua itu membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, ia berkata bahwa ia dari st louis dan kebetulan lewat jalan ini. Dia merasa tidak cukup kalau hanya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
Wanita tua itu berkata berapa yang harus ia bayar, berapapun jumlahnya yang
ia minta tidak menjadi masalah, karena ia membayangkan apa yang akan
terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Bryan hanya tersenyum.
Bryan tidak mengatakan berapa jumlah yang harus dibayar, karena baginya
menolong orang bukanlah suatu pekerjaan. Ia yakin apabila menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan tanpa suatu imbalan suatu hari nanti Tuhan pasti akan membalas amal perbuatanya.

Ia berkata kepada wanita tua itu "Bila ia benar-benar ingin membalas
jasanya, suatu saat nanti apabila ia melihat seseorang yang membutuhkan
pertolongan maka tolonglah orang tersebut ... dan ingatlah pada saya".
Bryan menunggu sampai wanita tua itu menstater mobilnya dan menghilang dari
pandangan.

Setelah berjalan beberapa mil wanita tua itu melihat kafe kecil, lalu ia
mampir kesana untuk makan dan beristirahat sebentar.
Seorang pelayan wanita datang dan memberikan handuk bersih untuk
mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita tua itu memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil, dan masih begitu muda. Lalu ia teringat kepada Bryan.
Setelah wanita tua itu selesai makan dan sang pelayan sedang mengambil
kembalian untuknya, wanita tua itu pergi keluar secara diam-diam.

Setelah kepergiannya sang pelayan kembali, pelayan itu bingung kemana
wanita tua itu pergi, lalu ia menemukan secarik kertas di atas meja dan uang $1000.

Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis oleh wanita tua itu:
"Kamu tidak berhutang apapun pada saya karena seseorang telah menolong saya,
oleh karena itulah saya menolong kamu, maka inilah yang harus kamu lakukan:

"Jangan pernah berhenti untuk memberikan cinta dan kasih sayang".
Malam ketika ia pulang dan pergi tidur, ia berfikir mengenai uang dan apa
yang ditulis oleh wanita tua itu. Bagaimana wanita itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya?

Ia tahu bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini, lalu ia memeluk
suaminya yang terbaring disebelahnya dan memberikan kecupan yang lembut
sambil berbisik "semuanya akan baik-baik saja, I Love You Bryan".
(Segala sesuatu yang berputar akan selalu berputar).

"Jangan pernah berhenti untuk berbuat baik"
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Sabtu, 02 Juli 2011

Menghitung kembali berkat-berkat Allah

"Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya" (Amsal 10:22)

Para musafir merayakan hari ucapan syukur yang pertama, selama musim dingin kedua di dunia baru Amerika. Dalam suatu pengertian yang nyata, itu adalah satu hari ucapan syukur yang aneh, karena tidak banyak hal yang harus disyukuri. Musim dingin yang menyeramkan itu telah menewaskan hampir setengah anggota koloni Plymouth. Hampir tidak ada keluarga terluput tanpa kehilangan orang yang dicintai. Tetapi pengharapan baru tumbuh di musim panas tahun 1621. Panen jagung melimpah membawa sukacita. Gubernur William Bradford mengeluarkan perintah  agar satu hari disisihkan untuk pesta dan berdoa. Hal ini memperlihatkan rasa syukur penduduk baru yang masih hidup.

Para wanita di koloni itu menghabiskan waktu berhari-hari menyiapkan pesta itu. Makanan direbus, dipanggang dan dibakar. Bahkan anak-anak disubukkan membolak-balikkan panggangan di atas api. Pada saat tragedi nasional, para warga melihat apa yang mereka miliki, bukan pada apa yang telah hilang dari mereka. Meskipun mereka menangis karena kematian orang yang mereka cintai, iman mereka telah menuntun kepada sukacita kebaikan Allah yang mengagumkan.

Ucapan syukur mengarahkan kita pada hal-hal baik yang kita miliki. Itu mengangkat kita diatas kehilangan. Itu berbicara kepada kita tentang Allah yang telah memenuhi kebutuhan kita. Bersukacita atas berkat yang telah Allah berikan.

Ucapan syukur bukan sekedar satu hari, itu sesuatu keadaan pikiran. Ucapan syukur bukanlah suatu acara sekali setahun, tetapi sikap setiap harinya. 

Mempraktikan ucapan syukur setiap hari saja, itu membuat suatu perbedaan. Suatu sikap bersyukur atau ucapan syukur merubah stres yang merusak kesehatan menjadi sukacita yang mengubahkan kehidupan. 

Penulis motivasional, Melody Beattie menulis, "Bersyukur membuka kesempurnaan hidup. Itu mengubar apa yang kita miliki menjadi cukup, dan bahkan lebih. Itu mengubah penyangkalan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi keteraturan, kebimbangan menjadi kejelasan, Itu dapat mengubah makanan biasa menjadi pesta, rumah menjadi keluarga, seorang asing menjadi seorang kawan. Sikap bersyukur menerima masa lalu, kedamaian untuk hari ini, dan menciptakan sebuah visi baru untuk besok."

Hati yang besyukur melihat kehidupan melalui mata yang baru. Bukannya mengeluhkan tentang apa yang kurang, hati yang bersyukur merayakan apa yang dimiliki.

Tuliskan 10 hal yang anda syukuri untuk setiap hari. Bacalah daftar tersebut dan anda akan lebih bersyukur daripada sebelumnya.

Sabtu, 25 Juni 2011

"Dan sembahlah Dia ...."

"Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakan kepada mereka yang diam diatas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia beseru dengan suara nyaring : “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. Wahyu 14:6,7.
Sembahlah Allah. Bagaimana menyembah yang benar?. Pertama Yohanes melihat seorang malaikat memegang “Injil yang kekal”, Injil perjanjian yang kekal, kabar baik tentang Yesus Kristus akan datang, yang menjelma menjadi manusia, dan dalam kemanusiaan-Nya Ia mati sebagai Penanggung akibat dosa-dosa dunia. Hal ini begitu mendasar, sehingga semua penyembahan kita didasari atas “kematian Yesus ganti kita.”
Berikutlah “Takut akan Allah”. Takut akan Allah dan mengasihi Allah adalah dua sisi mata uang logam yang sama: Takut akan Allah adalah sama dengan berdiri takjub dihadapan Allah, dengan penuh rasa hormat karena Allah adalah pencipta dan penebus, sangat berbeda dengan kita yang adalah ciptaan-Nya yang telah ditebus. Penyembahan seharusnya meliputi rasa hormat dan takjub di hadapan Allah kita, suatu sikap yang akan memberikan kepada kita kerendahan hati dan penyerahan yang benar-benar diperlukan dalam penyembahan sejati.
Kita disuruh untuk “memuliakan Dia.” Hal yang sangat penting disini adalah bahwa penyembahan bukanlah mengenai diri kita tetapi Allah. Kita harus yakin bahwa penyembahan kita bukanlah berpusat pada manusia, kebudayaan, atau berpusat pada kebutuhan pribadi, tetapi semuanya berpusat kepada Allah.
Kita disuruh untuk takut akan Allah dan memuliakan Dia. Mengapa? Karena “waktu penghakiman-Nya telah tiba.” Kristus bukan saja menebus kita, Dia juga adalah seorang Hakim yang mengetahui segala rahasia dan kegelapan dalam kehidupan kita yang terdalam, Seorang Hakim yang juga mengetahui segala kerinduan hati kita. Saat kita melakukan penyembahan, kita perlu melakukannya dengan kesadaran sebuah tanggung jawab kepada Allah atas apa yang kita lakukan, dan menyadari juga bahwa tidak ada yang tersembunyi dihadapan-Nya, suatu kenyataan yang seharusnya membawa kita ke salib, satu-satunya pengharapan kita dalam masa penghakiman ini.
Pada akhirnya, kita disuruh untuk meyembah pencipta. Kita menyembah Allah karena Allah adalah Pencipta, Penebus dan juga Hakim.